Metode eksekusi hukuman mati zaman dulu

Brazen Bull


Brazen Bull (kerbau jantan yang terbuat dari kuningan) diciptakan oleh Perilaus Athena di abad ke-6 SM untuk dipersembahkan kepada Phalaris, tiran dari Agrigentum, sebagai hadiah. Kerbau kuningan yang besar itu kosong di bagian dalamnya yang cukup besar untuk ditempati seorang pria dewasa. Setelah orang itu di dalam kerbau, api akan menyala di bawahnya dan memanggangnya sampai mati. Dalam kepala kerbau jantan itu, Perilaus memasukkan serangkaian pipa dan tutupnya yang dirancang untuk menguatkan jeritan korban sehingga membuat suaranya terdengar seperti kerbau yang lagi meraung (mmmmmmmmmoooooooo, suara kerbau gimana ya )
Ironisnya, Perilaus adalah orang pertama yang merasakan kekejaman ciptaanya. Setelah Perilaus menjelaskan kepada Phalaris bahwa jeritan terhukum yang melalui pipa-pipa kerbau akan terdengar seperti melodi yang menyedihkan tapi merdu, Phalaris begitu jijik terhadap penjelasan tersebut sehingga dia menipu Perilaus untuk memasuki banteng kuningan itu.


Hanging,drawing, and quartering


Hanging, drawing and quartering adalah bentuk hukuman di Inggris untuk kejahatan pengkhianatan terhadap kerajaan, yang pada saat itu dianggap sebagai kejahatan terburuk. Hukuman ini hanya berlaku untuk laki-laki, sedangkan perempuan yang ditemukan bersalah atas pengkhianatan dibakar di tiang. Hukuman ini tetap berlaku sampai 1814.
Tahap pertama dari eksekusi ini yaitu terhukum diikat ke kerangka kayu dan diseret di oleh kuda sampai ke tempat eksekusi. Setelah itu, penjahat akan digantung di leher sampai mereka hampir mati. Pidana tersebut kemudian diturunkan dari tali gantungan dan diletakkan di atas meja. Algojo kemudian memotong alat kelamin terhukum,setelah itu mengeluarkan satu persatu isi perut . Dalam keadaan seperti ini,sang tereksekusi masih hidup,bernafas dan sadar. Alat kelamin yang terpotong dan segala isi perut akan dibakar di depan mata terpidana Orang tersebut kemudian akan dipenggal dan bagian tubuh mereka dipotong-potong untuk kemudian dipamerkan di seluruh kota sebagai peringatan.

Guillotine


Guillotine adalah sebuah alat untuk membunuh seseorang yang telah divonis hukuman mati dengan cepat dan 'manusiawi'.
Guillotine menjadi terkenal pada Revolusi Perancis, tetapi sebenarnya sebelumnya sudah ada alat seperti ini. Guillotine dinamakan menurut Joseph Ignace Guillotin (1738 - 1814), yang menyarankan supaya memakai alat ini sebagai alat eksekusi. Ironisnya ia sendiri sebenarnya tidak setuju dengan hukuman mati. Ia berharap bahwa alat'nya' akan menghapuskan hukuman mati.
Pada Revolusi Perancis, dibutuhkan sebuah alat yang mampu mengeksusi para terdakwa secara cepat. Guillotine ini mencukupi persyaratan ini, maka di setiap desa di Perancis di tengah pasar lalu ditempatkan.
Pada tanggal 25 April 1792, Nicolas Jacques Pelletier adalah korban pertama guillotine. Secara total pada Revolusi Perancis puluhan ribu orang dieksekusi menggunakan alat. Di Paris sendiri saja diperkirakan 40.000 orang dibunuh dengan guillotine, antara lain Raja Louis XVI dan istrinya Marie Antoinette.
Guillotine dirancang untuk membuat sebuah eksekusi semanusiawi mungkin dengan menghalangi sakit sebanyak mungkin. Terdakwa disuruh tidur tengkurap dan leher ditaruh di antara dua balok kayu di mana di tengah ada lubang tempat jatuhnya pisau. Pada ketinggian 7 meter, pisau dijatuhkan oleh algojo dan kepala terdakwa jatuh di sebuah keranjang di depannya.
Pemenggalan kepala dengan guillotine hanya berlangsung beberapa detik saja. Pendapat para dokter pada awal yang katanya orang baru kehilangan kesadarannya setelah 30 detik dihiraukan. Menurut pendapat para dokter modern, otak seseorang maksimal hanya bisa sadar selama 10 detik saja.
Eksekusi dengan guillotine kala itu menjadi tontonan umum, tetapi kemudian guillotine ditaruh di dalam penjara karena dianggap kejam. Terdakwa terakhir yang dihukum mati dengan alat ini adalah Hamida Djandoubi. Ia dieksekusi di Marseille pada tanggal 10 September 1977.

Burning

Terpidana akan diikat pada tonggak kayu yang terletak di tengah lingkaran dinding yang terbuat dari tongkat kayu dan jerami. Ruangan kosong di antara dinding dan sang criminal dipenuhi dengan batang kayu, kemudian dibakar. Diyakini bahwa ini adalah cara di mana St Joan of Arc dibakar. Metode lainnya adalah dengan manruh tumpukan tongkat kayu dan jerami sampai sebatas betis saja.
Ketika dilakukan oleh algojo yang terampil, terhukum akan terbakar di urutan : betis, paha dan tangan, badan dan lengan,perut dan dada bagian bawah, dada bagian atas, wajah, dan akhirnya mati. Tidak perlu dijelaskan betapa tersiksanya terpidana mati. Jika sejumlah orang dibakar pada saat yang sama, kematian dapat terjadi karena keracunan karbon monoksida sebelum api mencapai terhukum. Jika api itu kecil, terpidana mati akan mati shock, atau kehilangan darah.

Iron Maiden


Iron maiden adalah alat penyiksa terbuat dari besi berbentuk tabung dengan engsel didepannya, ukurannya cukup untuk manusia. Biasanya memiliki semacam jendela kecil yang dapat ditutup sehingga penyiksa bisa menginterogasi si korban, menyiksa atau membunuh seseorang dengan menembuskan benda tajam (seperti pisau, duri atau paku) ke tubuhnya dan korban dipaksa untuk tetap berdiri. Sang terhukum akan kehilangan darah secara cepat dan perlahan-lahan melemah, akhirnya akan kehilangan darah atau kemungkinan sesak nafas.

HERETICS FORK


Alat ini berupa 2 mata garpu depan belakang yg di ikat di leher ,1 arah di tancapkan di bawah dagu dan 1 nya lagi di tancapkan di bawah leher. Si pemakai akan mati dengan pendarahan di tenggorokan, tapi ada juga karena tulang leher mereka patah di akibatkan terlalu lama menonggakkan kepala mereka untuk menghindari garpu tajam itu.

THE BOOTS TORTURE


Seperti namanya alat ini diletakkan di bagian kaki korban dan bagian dalam yang berduri tajam digunakan untuk menusuk lengan kaki para narapidana. Siksaan ini berlangsung hingga sang narapidana tewas kehabisan darah.

Ling Chi (Death by Thousand Cut!!!!)


Ling Chi,eksekusi dengan cara memotong bagian tubuh terpidana secara perlahan-lahan, dipraktikkan di China sampai akhirnya dilarang pada tahun 1905. Saat eksekusi, penjahat secara perlahan dipotong tangan, kaki, dan dada, sampai akhirnya mereka dipenggal atau ditikam tepat ke jantung.

The Breaking Wheel


The Breaking Wheel, yang juga dikenal sebagai Catherine Wheel, merupakan perangkat eksekusi abad pertengahan. Penjahat akan diikat ke roda gerobak dengan lengan dan kaki membentang di sepanjang jari-jari. Roda akan diputas sementara palu dipukulkan ke berbagai bagian tubuh yang menempel pada jari-jari roda. Jika sang tereksekusi diberi pengampunan, setelah sejumlah tulang hancur, pukulan fatal akan segera dilancarkan. Dalam kasus di mana pengampunan itu tidak diberikan, penjahat akan tetap pada terikat pada roda sampai mereka meninggal yang kadang-kadang bisa berhari-hari sampai terpidana akan mati karena shock dan dehidrasi.

DUNKING STOOL

[You must be registered and logged in to see this image.]

Alat ini digunakan khusus menghukum para kaum wanita. Wanita yang disuruh duduk di kursi yg tepat diatas sungai dan setelah itu kursi itu di naikturunkan dari sungai yg dalam dan kotor sampai wanita tersebut tewas kehabisan nafas. Eksekusi ini umunya di lakukan pada wanita-wanita eropa yang dituduh sebagai tukang sihir. Dan jika wanita itu tewas baru disadari bahwa mereka bukan penyihir.

Boiling

[You must be registered and logged in to see this image.]

Terdakwa akan ditelanjangi dan ditempatkan di tong yang berisi cairan mendidih (air,minyak,tar atau timah cair), atau di tong yang berisi cairan dingin yang kemudian dipanaskan sampai mendidih. Selama pemerintahan Raja Henry VIII, hukuman ini dikenakan kepada terpidana yang berusaha melakukan kejahatan dengan cara meracuni.

WATER TORTURE


Hukuman yang berasal dari Eropa Timur ini memaksa si korban meminum air dalam jumlah yang banyak dan setelah korban tidak sanggup menahan lagi, saat itulah hukuman di lakukan, si algojo melompat tepat diatas perut yg sudah kembung. Di ulang ulang hingga korban tewas dengan keluarnya cairan dari dalam perut lewat telinga, hidung, mata, dan anus.

Flaying


Alat ini merupakan penekan yang dirancang untuk kepala. Cara kerjanya adalah meletakkan kepala korban pada tumpuan alat ini kemudia sang algojo akan memutar sekrup gede tersebut perlahan menyempit di kepala hingga tengkorak korban hancur dengan isi otak berceceran.

Flaying adalah eksekusi mati dimana terpidana dikuliti hidup-hidup dengan menggunakan pisau tajam. Rasul Bartholomew dikuliti dan kemudian disalibkan terbalik. Kulit dan tulangnya disimpan di Katedral di Sisilia.

THE HEAD CRUSHER

NECKLACING


Necklacing adalah hukuman mati yang dilakukan dengan membakar karet ban (ban) berisi bensin yang di kalungkan di tubuh korban, di sekitar dada dan lengan. Hukuman ini (Necklacing) marak terjadi di sekitar tahun 1980-1990. Contoh pertama terjadi di Uitenhage pada tanggal 23 Maret tahun 1985, ketika pendukung Kongres Nasional Afrika (ANC) membunuh seorang anggota dewan yang dicurigai sebagai kolaborator. Diperlukan waktu hingga 20 menit sampai korban mati.

Scaphism

Scaphism, merupakan metode Persia kuno yang dirancang untuk mengeksekusi terpidana yang menyebabkan kematian yang menyiksa. Terdakwa telanjang diikat pada perahu dayung kecil atau batang pohon besar,kemudian dipaksa untuk menelan susu dan madu sampai terdakwa menderita diare parah. Tubuhnya pun akan akan diolesi madu agar serangga datang. Terhukum kemudian mengapung di kolam atau dibiarkan di tempat yang terkena sinar matahari.`Tinja diare akan terkumpul di sebuah wadah di perahu atau batang pohon besar itu,yang akan menarik lebih banyak serangga di mana serangga akan makan dan berkembang biak di bagian-bagian tubuh. Terhukum akan terus-terusan dipaksa untuk memakan susu dan madu untuk memperpanjang siksaan agar tidak segera meninggal karena dehidrasi atau kelaparan. Rata-rata terhukum meninggal setelah beberapa belas hari.

Sawing

[You must be registered and logged in to see this image.]

Di eksekusi mati dengan cara menggergaji, penjahat akan digantung terbalik dan gergaji besar akan digunakan untuk memotong tubuh mereka menjadi dua, dimulai dengan pangkal paha,perlahan-lahan sampai ke kepala. Karena terpidana tergantung terbalik, otak menerima darah yang cukup untuk menjaga mereka tetap hidup sampai akhirnya gergaji mencapai pembuluh darah utama di perut. Dalam versi Asia dari eksekusi ini, korban akan berdiri tegak dan ekseskusi akan dimulai dari bagian atas kepala.

Impalement


Impalement sebagai salah satu metode penyiksaan dan eksekusi hukuman mati dilakukan dengan cara menusuk orang dengan pasak/tiang yang tajam. Pasak tersebut ditusukkan melalui (mmaff) anus, vagina atau lewat mulut. Metode ini menyebabkan kematian yang sangat menyakitkan, kadang bisa sampai berhari2. Setelah pasak tersebut ditusukkan ke tubuh korban, biasanya pasak tersebut akan ditancapkan ke dalam tanah. Gravitasi dan gerakan korban yang kesakitan akan menyebabkan tubuh mereka semakin turun, sampai biasanya pasak tersebut tembus melalui mulut atau punggung.

Bestiarii


Hukuman mati oleh binatang buas adalah hukuman bagi musuh-musuh negara, termasuk tawanan dan budak yang dinyatakan bersalah melakukan kejahatan serius. Mereka ditempatkan ke tempat pembantaian tanpa pakaian. Apabila mereka berhasil membunuh satu hewan pemangsanya, hewan lain akan terus-menerus dilepaskan pada mereka sampai terhukum mati. Ditulis bahwa jarang sampai diperlukan 2 binatang untuk membunuh 1 orang. Sebaliknya, satu binatang mampu dilepaskan untuk membunuh beberapa orang.. Cicero menyebutkan singa tunggal yang sendirian mampu membunuh 200 orang.

Crushing


Crushing adalah eksekusi mati dengan cara menghancurkan atau menekan yang digunakan bervariasi dari tempat ke tempat. Sebuah metode umum dari hukuman mati di seluruh Asia Selatan dan Asia Tenggara selama lebih dari 4.000 tahun ini yaitu dengan diinjak gajah. Bangsa Romawi dan Carthaginians menggunakan metode ini pada berbagai kesempatan. Dalam mitologi Romawi, Tarpeia adalah seorang gadis Roma yang mengkhianati kota Roma kepada Sabines dengan imbalan perhiasan. Dia dihancurkan sampai mati dan tubuhnya dilemparkan dari Rock Tarpeian,yang namanya berasal dari kisan ini. Kasus yang paling terkenal di Britania Raya adalah martir Katolik Roma St Margaret Clitherow, yang ditekan mati pada 25 Maret 1586, setelah menolak untuk didakwa dengan dakwaan menyediakan tempat tinggal di rumahnya bagi pendeta Katolik. Dia meninggal dalam lima belas menit di bawah berat sekitar 700 pounds. Dalam sejarah Amerika, Giles Corey, ditekan mati pada September 19, 1692 selama persidangan penyihir Salem.

Dismemberment

Spoiler:

Dismemberment dilakukan dengan cara memotong, menarik atau mencabut secara paksa kaki dan tangan si terhukum.
Pada abad pertengahan hukuman ini dilakukan dengan cara mengikat kaki dan tangan terhukum dengan rantai atau tali, kemudian rantai/tali tersebut dihubungkan ke alat yg bergerak. Alat tersebut kemudian digerakkan ke arah yang berlawanan satu sama lain.
Salah satu metode lain yang sering dipergunakan adalah dengan mengikat ke empat tangan dan kaki dengan rantai/tali ke 4 ekor kuda.

Mengerikan..mudah2an ga bakalan ada lg yg ky gni..

mantap kalo buat para koruptor d negara ini